Surat untuk Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah-Baru
Salam kerja Pak Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah-Baru, Prof.Dr. Anies Rasyid Baswedan,P.hD. Semoga bapak selalu dalam keadaan sehat dan dimudahkan dalam menjalankan amanah rakyat sebagai Menteri di Kabinet Kerja, Jokowi-JK (2014-2019). Izinkan saya menulis surat terbuka kepada bapak, semoga bapak berkenan membacanya, dengan harapan Pendidikan di Indonesia semakin baik, ntah itu secara kualitas pendidikannya, maupun secara kuantitas anak-anak yang mengenyam pendidikan secara gratis.
Kami, selaku rakyat menyakini Bapak Menteri akan mampu menjalankan pemerintahan, khususnya dalam bidang kebudayaan dan pendidikan. Bapak Anies Baswedan, sebelumnya memang dikenal luas sebagai tokoh yang peduli akan dunia pendidikan, terutama pendidikan di daerah tertinggal dengan membuat program “Indonesia Mengajar.” Selain keyakinan kami kepada bapak selaku Menteri yang baru, kami juga menyimpan harapan besar kepada Presiden yang baru serta para anggota Dewan yang terhormat agar mampu memajukan dunia pendidikan. Yang tidak ketinggalan yakni peran orang tua, sebagai guru pertama yang menanamkan nilai-nilai pendidikan, akhlak dan tata kesopanan.
Pak Menteri, rasanya bapak sudah mengetahui dan bahkan bapak lebih tahu dibandingkan kami rakyat biasa mengenai sejarah Indonesia di tahun 1945 dan sejarah Jepang di tahun yang sama. Tahun 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya, hingga sekarang 2014, usia kemerdeaan Indonesia sudah sangat tua, 69 tahun. Di saat yang sama, 1945 Jepang justru sedang mengalami goncangan kenegaraan, sebagai bentuk pengeboman yang meluluhlantahkan Kota Hiroshima dan Naghasaki. Pertanyaan mendasar yang sering terucap dari berbagai kalangan, mengapa Jepang sangat maju perkembangan negaranya dibandingkan Indonesia, padahal disaat yang sama Indonesia merdeka, akan tetapi Jepang terjadi pengeboman?
Dikatakan jawabanya mudah, mungkin benar, dikatakan jawabannya sulit, bisa benar juga, tergantung sudut pandang jawaban yang mana yang akan diambil. Namun yang sulit adalah menjadikan Indonesia mengejar ketertinggalan dari negeri Sakura tersebut. Ketika Jepang hancur, pertanyaan pertama yang keluar dari lisan pemimpin Jepang saat itu,”berapa banyak guru yang masih hidup?” Ini menandakan bahwa pemerintahan Jepang sangat memperhatikan dunia pendidikan, sehingga di saat sekarang, kemajuan pendidikan dan teknologinya meninggalkan Indonesia sangat jauh.
Berdasarkan pandangan penulis, ada dua hal yang harus segera ditingkatkan, yakni mutu pendidikan itu sendiri, kedua aksesibilitas pendidikan. Keduanya perlu dicermati sebab memberikan dampak yang begitu besar dalam dunia pendidikan. Dalam mutu pendidikan, ada tiga komponen yang harus bersinergi yaitu, guru, siswa dan sekolah. Ketiganya harus memiliki mutu yang baru, sehingga berdampak bagus juga terhadap dunia pendidikan secara umum. Dalam kenyataannya masalah selalu timbul, pemerataan guru yang tidak sesuai, siswa yang kemampuan ekonomi orang tuanya yang kurang, pola pikir masyarakat, terlebih daerah yang masih sempit, pembangunan gedung sekolah yang terbengkalai, terlebih di daerah pelosok.
Bapak Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah-Baru, perihal aksesibilitas, perlu diakui anak-anak miskin di Indonesia begitu banyak, belum lagi anak jalanan yang sering mengamen dan tidur di mana saja. Bukankah mereka juga anak-anak Indonesia, genersi bangsa? Rasanya banyak orang tua yang pesimis, ketika pekerjaannya sebatas buruh cuci, pembantu, penarik becak, kemudian biaya pendidikan begitu selangit. Jauh panggang daripada api, rasanya sulit jika hal semacam itu masih ada.
Di posisi bapak yang sekarang, bapak memiliki andil, kebijakan yang mampu menjadikan pendidikan di Indonesia semakin baik atau bapak juga memiliki andil dan kebijakan yang sangat besar untuk lebih merendahkan pendidikan di Indonesia, kami percaya bapak bukan saja orang dengan titel yang panjang, namun bapak pun memiliki pengalaman di dunia pendidikan yang panjang dan kepedulian yang besar akan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Selamat bekerja dan menjalankan amanah rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar