Senin, 27 April 2015

Gempa Nepal, Ajarkan Pendidikan Kemanusiaan bagi Dunia Internasional

Gempa Nepal, Ajarkan Pendidikan Kemanusiaan bagi Dunia Internasional

            Musibah siapa yang mampu menebak akan terjadi kapan dan akan terjadi di mana, begitu pula yang terjadi di Nepal. Banyak korban yang berjatuhan, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka.
            Bahkan menurut informasi terbaru, Gempa dengan kekuatan 7,9 skala Richter tersebut telah menghantam negara tersebut, hingga merenggut 2.300 orang. Selain dari jumlah yang meninggal tersebut, ternyata ada sekitar 5.000 orang yang luka-luka akibat gempa Nepal tersebut.
            Selain warga Nepal ternyata ada warga negara Indonesia yang sampai saat ini belum ditemukan, sekitar 17 orang dan hingga kini sedang dilakukan proses pencarian. Bahkan ada tiga warga Kota Bandung yang tengah mendaki Gunung Everest.

            Selain warga negara Nepal sendiri yang meninggal dan luka-luka, ternyata ada warga dari India, Tibet (Tiongkok), Bhutan dan Bangladesh. Bahkan India sudah mengatakan bahwa warga negaranya meninggal akibat gempa sekitar 53 orang.
            Mengingat kehancuran yang begitu memakan banyak korban, hingga saat ini sudah ada beberapa negara yang akan memberikan bantuan, seperti Australia, India, Selandia Baru, Kanada, bahkan Sekjen PBB pun sudah mengucapkan kedukacitaannya akan gempa Nepal tersebut.
            Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari adanya gempa Nepal tersebut, diantaranya yakni kepedulian dunia Internasional terhadap korban gempa. Sebab Indonesia pun beberapa tahun kebelakang mengalami kejadian serupa bahkan lebih dari yang terjadi di Nepal, seperti yang sudah banyak orang tahu, mengenai Tsunami yang pernah terjadi di Aceh dan Pangandaran yang merenggut banyak korban.
            Indonesia saat itupun mendapatkan banyak bantuan dunia Internasional, termasuk dari Australia yang beberapa waktu yang lalu sempat disindir mengenai jasa negaranya agar diingat kembali, serta Indonesia agar mampu membalas jasa kembali dengan tidak melaksanakan eksekusi mati gembong narkoba asal Australia. Namun hal itu tidak berbuntut panjang, Australia menyadari Tsunami adalah bencana bukan satu hal yang diinginkan berbeda dengan eksekusi mati narkoba.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar