Apa Makna Hari Pendidikan Nasional?
Dalam waktu dekat ini Indonesia akan merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hari Pendidikan Nasional merupakan hari yang diperingati untuk menghormati jasa pahlawan pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dengan nama asli Raden Mas Soewardi Suryaningrat.
Di masa sekarang ini, pendidikan tidaklah sesulit zaman dahulu. Pendidikan bisa dinikmati oleh hampir semua kalangan. Walaupun ada juga beberapa kalangan yang menganggap pendidikan merupakan sesuatu yang mahal. Begitu pentingnya pendidikan bagi semua elemen masyarakat untuk kemajuan bangsa. Dalam tatanan pemerintahan pun, anggaran biaya untuk pendidikan sangat besar, sesuai dengan amanat undang-undang. Walaupun dalam pelaksanaanya entah sesuai atau tidak. Yang jelas, pendidikan merupakan dasar yang kuat bagi suatu bangsa. Pemerintah berupaya terus-menerus untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2015 mempunyai arti penting dalam kancah pendidikan nasional Indonesia. Memasuki abad 21 ini, pendidikan mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu memartabatkan manusia Indonesia di kancah internasional. Begitu juga baru saja bagi siswa-siswa SMA / MA, SMK, SMP/MTs dan di susul siswa SD/MI melaksanakan ujian nasional serta UASBN.
Namun begitu, pendidikan di negeri ini belum beranjak melaju pesat menuju mutu yang memuaskan. Bila mau menengok beberapa waktu ke belakang, ketika kemarin usai melaksanakan Ujian Nasional bagi siswa SMA/MA/SMK, raut wajah mereka banyak mengalami kekhawatiran akan hasil yang di capai dalam ujian tersebut. Harus seperti apakah yang bisa dilaksanakan oleh instuisi pendidikan kita? Apakah ini merupakan proses belajar yang salah ataukah kurang bergairahnya para siswa dalam mengikuti proses pendidikan setiap hari sehingga dikatakan gagal dalam pendidikan ? Bahkan yang lebih memperihatinkan yang terjadi di kawasan Jakarta, usai UN ternyata akan digelar Pool Party (pesta Bikini), yang sontak membuat dunia pendidikan ramai.
Bagaimanakah menyikapi hari pendidikan ke depannya? Apakah kita masih harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak? Tentu saja jawabannya iya. masih terlampau banyak permasalahan pendidikan yang hingga kini belum terpecahkan dengan baik, mulai dari terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, penyelenggaraan UN yang syarat kontroversi hingga biaya pendidikan perguruan tinggi yang menjulang tinggi. Rasanya, dunia pendidikan kita semakin suram. Hampir setiap kali peringatan hari pendidikan nasional, mahasiswa, siswa, guru, dan orang tua selalu berdemo menuntut murahnya biaya pendidikan bahkan gratis, hapuskan UAN, sejahterakan para guru. Hal tersebut memang PR besar bagi pemerintah, terlebih pemerintah yang baru sekarang ini.
Kembali lagi tentang hari Pendidikan Nasional, bahwa permasalahan lemahnya semangat para siswa harus disikapi secara serius oleh semua pihak baik para orang tua siswa, para teknisi pendidikan dan pemerintah. Ada baiknya duduk dalam satu meja untuk mencari solusi yang tepat dalam memajukan pendidikan nasional. Apabila di ajak secara langsung membahas tentang hal itu, lebih baik dan masing-masing mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjawab tantangan bangsa ini ke depan dalam membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju, bermartabat dan setara dengan bangsa lain dalam ilmu pengetahuan.
Untuk itu, marilah melalui Hari Pendidikan Nasional tahun ini kita jadikan momentum introspeksi untuk mengoreksi diri serta lebih memacu semangat berinovasi dan berkreasi guna penyelenggaraan pendidikan ke depan yang lebih baik. Apakah pendidikan sekarang ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh cita-cita bangsa yang dituangkan dalam undang-undang? Dilihat dari segi kuantitas, sekarang ini jauh lebih banyak orang yang bisa mengenyam pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi, dibandingkan dahulu. Bagaimanakah dengan kualitasnya? Apakah semakin baik, dan apakah kesejahteraan guru semakin baik dengan adanya sertifikasi atau justru sebaliknya, yang guru sejahtera semakin sejahtera, yang guru honorer semakin terpuruk?
Mungkin kalau Ki Hajar Dewantara masih ada, beliau akan mengatakan kepada pemerintah agar menyejahterakan guru Indonesia dan akan berteriak lantang kepada guru, jadilah guru yang patut ditiru bukan guru yang bergaya layaknya juragan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2015!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar