Rabu, 06 Mei 2015

Sosok AKBP. Asep Saepudin,S.AK., di mata Warga Kota Banjar

Sosok AKBP. Asep Saepudin,S.AK., di mata Warga Kota Banjar

            Tulisan ini sekadar berbagi kisah mengenai penulis dengan sosok Mantan Kaporesta Banjar, yang beberapa hari ke belakang telah dipindah tugaskan menjadi Kaporesta Tasikmalaya. Sosok yang penuh dedikasi ini berperawakan tinggi besar dan penuh dengan wibawa. Semoga hal tersebut akan tercermin pula ketika beliau menjadi sosok nomor 1 di Poresta Tasikmalaya.
            Secara wilayah memang sangat jauh berbeda antara Kota Banjar dengan Kota Tasikmalaya. Hal tersebut akan beriringan dengan banyaknya masalah yang timbul, daerah hukum yang semakin luas, serta paradigm, kehidupan, keseharian warga kedua kota tersebut pun berbeda, termasuk ekspos media di Kota Banjar dan Tasikmalaya memang jauh berbeda.

            Kenangan bersama beliau (AKBP. Asep Saepudin) mungkin terjadi setahun yang lalu, ketika ada kegiatan Pertamina yang melakukan peledakan diwilayah Kota Banjar yang disinyalir mengandung banyak bahan mentah minyak. Ada sedikit kesalahfahaman antara pihak Pertamina dan warga di beberapa lingkungan di Kota Banjar, hingga timbulah aksi audiensi lingkungan tersebut ke beberapa kelurahan di Kota Banjar.
            Aksi apapun yang dilakukan warga, pasti harus mendapatkan izin dari kepolisian setempat agar tidak dipandang ilegal. Ketika mendapatkan izin dari Poresta Banjar, di hari aksi audiensi tersebut ada sekitar 2 mobil Dalmas polisi yang mengawas, karena memang jumlah warga yang ikut audiensi berkisar 350 orang, mulai dari remaja hingga ibu-ibu rumah tangga.
            Saat audiensi tidak ada titik temu di antara warga, Pertamina dan Lurah setempat, ternyata tidak disangka datang Kaporesta Banjar dan duduk di antara pihak yang berselisih. Beliau ternyata sudah memperhatikan audiensi sejak awal di belakang, dan sudah membaca permasalahan yang terjadi. Beliau kemudian menjadi moderator sekaligus inisiator penyelesaian kesalahfahaman beberapa pihak tersebut, hingga akhirnya ada titik temu.
            Dari kejadian tersebut sosok AKBP. Asep Saepudin merupakan sosok bijaksana, beliau berbicara ketika sudah melihat, mendengar, memahami, mengerti apa yang menjadi kesalahfahaman. Terkadang banyak kalangan terutama pejabat pemerintahan yang langsung berbicara begitu saja, padahal sebelumnya tidak tahu menahu akan apa yang sedang dibahas, namun sosok AKBP Asep Saepudin sosok bijaksana, semoga hal tersebut dapat dilakukan juga di Kota Tasikmalaya yang memang heterogen, baik ekonomi, kehidupan, dan gaya hidup masyarakatnya.
            Setelah hari audiensi tersebut, ternyata Mantan Kaporesta Banjar kini beralih tugas ke Tasikmalaya, melakukan silaturahim ke beberapa kelurahan, terutama yang sebelumnya melakukan audiensi karena permasalahan dengan Pertamina yang melakukan pengeboran.
            Silaturahim tersebut dinamakan dengan “KOMAR” banyak kalangan yang mengira itu nama pelawak, namun yang dimaksud oleh AKBP. Asep Saepudin adalah Komunikasi Malem Rebo (Komunikasi Malam Rabu). Agenda “KOMAR” tersebut selalu dilakukan oleh Kepolisian Kota Banjar selama AKBP. Asep menjadi Kaporesnya.
            Tujuan dari kegiatan “KOMAR” tersebut untuk mendengarkan keluh kesah warga sekitar, aspirasi, masalah, terutama yang berhubungan dengan hukum. Banyak masyarakat yang bercerita mengenai banyaknya kos-kosan yang bercampur antara pria dan wanita, bahkan tidak memiliki batasan jam kunjung, curanmor, hinga menanyakan cara membuat SIM, sebab banyak masyarakat yang merasa enggan jika masuk ke kantor Polisi.
            Dan kini, ketika beberapa hari AKBP. Asep Saepudin sudah dilantik menjadi Kaporesta Tasikmalaya, sebuah televisi menyiarkan bahwa AKBP. Asep Saepudin beserta jajarannya melakukan “KOMAR” kembali di Kota Tasikmalaya.
            AKBP. Asep Saepudin, ke depannya akan banyak terekspos oleh media melebihi saat dirinya ditugaskan di Kota Banjar. Sebab Kota Tasikmaya merupakan kota yang wilayahnya luas, masyakat yang sudah masuk perkotaan layaknya Bandung, banyak pusat hiburan, dan yang jangan dilupakan bahwa Tasikmalaya merupakan Kota Santri, tentunya perlu banyak pendekatan layaknya pesantren. Media akan menjadi sarana, sarana yang berguna untuk dua hal, satu akan menjadikan AKBP. Asep Saepudin, semakin dipuji, dibanggakan karena melakukan banyak terobosan yang langsung terekspos media, berbeda ketika di Banjar yang tereksposnya masih terbatas. Namun, sisi lain, ketika beliau melakukan atau memutuskan hal yang dianggap kurang tepat maka media pun menjadi garda pertama yang menyebarluaskan berita tersebut. Jadi, beliau beserta jajarannya mesti pintar-pintar membaca peta kehidupan di Tasikmalaya, sebab disetiap tindakan jajaran kepolisiannya, maka di sampingnya sudah siap kamera-kamera media meliput dan menyebarluaskannya.

            Selamat menjalankan tugas, semoga bapak selalu dalam bimbingan Yang Maha Kuasa. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar