Selasa, 05 Mei 2015

Dahsyat!!! Polda Sumsel Rekrut Polisi dengan Jalur Hafidz Al-Qur’an

Dahsyat!!! Polda Sumsel Rekrut Polisi dengan Jalur Hafidz Al-Qur’an

            Ditengah stigma negative mengenai Polisi Rebublik Indonesia (Polri), yang beberapa kali membuat tindakan penangkapan yang sangat popular dengan kontroversinya, ternyata masih banyak hal yang patut diacungi jempol, khususnya bagi Kepolisian Daerah Sumatera Selatan. Jarang dan tak lazim pengrekrutan Polisi yang dilakukan Polda tersebut, bahkan harus menjadi contoh bagi Polda-Polda lainnya.
            Stigma sebelumnya yang tercap kepada pengrekrutan Polisi  yakni seleksi harus ada 3 D (deukeut, dulur, dan duit). Stigma tersebut tidak hanya dalam kurun waktu 1 pengrekrutan, namun sangat turut-temurun stigmanya. Bahkan yang lebih vulgar lagi, berita tersebut sudah tersebar di masyarakat, seakan sudah menjadi rahasia umum. Terlepas dari benar atau tidak rasanya masyarakat tidak akan mengambil kesimpulan secara umum, kalau hal tersebut tidak terjadi sama sekali.

            Namun, hal berbeda dan menjadi stigma positif diperlihatkan oleh jajaran Polda Sumatera Selatan, yang melakukan pengrekrutan dengan jalur penghafal Al-Qur’an (Hafidz). Dari cara tersebut ternyata Polda Sumsel mendapatkan orang-orang yang sungguh luar biasa kemampuannya, baik secara akademik maupun fisik.
            Ada beberapa yang sudah lulus, yaitu Rizka Munawarah, Jamzam, Muhamad Husein, M. Galeh Prima, Muhamad Arif Rafli, dan Welly kaswara. Mereka direkrut berdasarkan prestasinya sebagai pengahafal Al-Qur’an. Secara fisik pun setelah menjalani latihan selama 3 bulan, ternyata keenamnya sukses.
            Sungguh luar biasa pembinaan dan pendidikan yang dilakukan oleh jajaran Polda Sumsel, yakni selain mereka bertugas menjalankan tugas kepolisiannya ternyata mereka pun dipersilahkan bahkan diharuskan menyempurnakan hafalannya. Hingga kini hafalan mereka cukup bagus, Husein dan Jamzam sudah hafal 30 juz, Rizka hafal 19 juz, Arif 17 juz, serta Galeh dan Welly masing-masing 12 juz.
            Ada sekelumit cerita yang sungguh terharu, hal tersebut terjadi kepada Rizka Munawarah yang awalnya tidak direstui oleh sang ibu. Waktu berjalan dan ayahnya menyakinkan ibu Rizka, akhirnya Rizka dipersilahkan tentunya dengan tetap berakhlak dan berhijab yang sesungguhnya. Hingga ada satu momen yang membuatnya dilema, ketika aturan berhijab akan disetujui oleh Kapolri Jendral Sutarman, ternyata ada penarikan kembali kebijakan tersebut. Di momen itulah Rizka sangat sedih, dia akhirnya bertekad akan mundur jika hijab dilarang dikenakan oleh muslimah yang menjadi anggota Polisi Wanita. Sungguh tekad luar biasa yang dilakukan oleh Rizka, disaat remaja lainnya seakan acuh tak acuh dengan hijab, bahkan seakan lumrah dengan tidak mengenakan hijab, namun Rizka luar biasa dengan tekadnya.
            Semoga beberapa kejadian tersebut menjadi pelajaran banyak pihak, secara pemerintahan dan negara semoga Polri bisa memberikan Hak Asasi Manusia (HAM), kepada setiap Polwan atau calon Polwan agar diperkenankan berhijab, sebab itu hak dasar bagi pemeluk agama dan itu aturan Allah Swt., bukan aturan buatan manusia, dan kini Polri sedang melakukannya dengan keputusan boleh berhijab, semoga itu konsisten dilaksanakan. Semoga cara pengrekrutan yang dilakukan jajaran Kepolisian Polda Sumsel dapat dicontoh Polda-polda lainnya, khsusunya Jawa Barat yang beberapa kotanya mendapatkan julukan Kota Santri.

Pelajaran secara individunya, khusus untuk calon Polwan agar tetap menjaga kodrat dan perintah Allah Swt, jangan sampai aturan Polisi yang memang buatan manusia dipatuhi namun aturan dari Allah Swt., dilanggar. Sebab kelak diakhiran pengadilan yang sempurna dan adil bukan pengadilan/hukuman dari Polisi namun pengadilannya Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar