Sabtu, 02 Mei 2015

Dunia Pendidikan Kota Banjar Kini Heboh Kembali

Dunia Pendidikan Kota Banjar Kini Heboh Kembali

Kasus pencabulan anak di bawah umur kini terjadi kembali. Kasus Pencabulan tersebut dilakukan oleh Su, terhadap gadis belia berinisial IL (15), asal Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak. Kejadian tersebut telah mencoreng dunia pendidikan, khususnya di Kota Banjar.
 Salah seorang tokoh masyarakat menyatakan kasus ini telah mencoreng dunia pendidikan. Apalagi guru adalah sebuah profesi yang tidak main-main. Tidak sepantasnya seorang guru, berbuat tidak senonoh kepada muridnya sendiri. Guru pantasnya itu digugu dan ditiru bukan justru membuat dunia pendidikan semakin runyam. Belum lagi secara nasional banyak persoalan mengenai kebocoran Naskah UN, kini malah dikotori dengan perilaku asusila.
Kita mengetahui, dahulu profesi guru sangat dipuja, namun kini, seiring dengan maraknya aksi negatifnya oknum guru, kredibilitasnya makin dipertanyakan. Banyak dugaan kasus seperti ini tidak hanya dialami oleh IL saja, melainkan siswi atau pelajar yang lainnya, dan mungkin terjadi pula di kota/kabupaten lainnya.
Nasi sudah menjadi bubur, namun kejadian ini jangan sampai terulang kembali dan usaha sekarang adalah bagaimana caranya masa depan pelajar tersebut tidak terpuruk, sebab siswi tersebut hanyalah korban. Pemerintah Kota Banjar segera menindak tegas para oknum guru yang justru merusak masa depan para pelajar perempuan yang ada di Kota Banjar.

Banyak hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjar, yakni dengan tidak membangun fasilitas yang justru membuat tindak asusila semakin merambah luas. Sebab, sering orang liat, banyak anak usia remaja, pemuda-pemudi yang begitu asiknya bercengraman di beberapa tempat di Kota Banjar, seperti Taman Kota, yang tadinya diperuntukan rekreasi, huburan namun sebagai remaja malah dijadikan tempat “ketemuan” dengan pasangannya, hingga beberapa waktu lalu adanya komunitas LSL (Lelaki Suka Lelaki). Hal ini tentu sangat memperihatinkan khususnya untu Kota Banjar. 
Selain Taman Kota yang sering disalah gunakan tempat lainnya, lingkungan Pusat Dakwah Islam yang berhadapan dengan terminal dan Gedung Kesenian. Tengoklah diwaktu sore dan malam, banyak pasangan belum mahram justru bercengraman di tempat tersebut. Belum lagi tempat santai disepanjang aliran Sungai Citanduy yang sering remaja bilang Taman Cinta. Sungguh tragis ketika nama sebuah tempat disandangkan karena kebiasaan. Itu tempat rekreasi di pusat kota, belum lagi di daerah Langensari yang kini banyak dibangun fasilitas umum, dan yang tak kalah pentingnya yang sekarang ramai dibicarakan yakni Banjar Indah Plaza.

Mengajar itu gampang, namun mendidik yang sulit. Guru manapun tidak akan mampu mendidik siswa dengan baik, ketika tidak ada peran aktif orang tua dan Pemerintah guna mencegah berbagai tindakan negative. Maka dari itu sudah seyogianya Pemerintah tidak memberikan ruang bebas dengan pembangunan yang justru disalah gunakan remaja. Harus jelas dulu peruntukan dan aturannya untuk apa dan bagaimana, sebab jika tidak seperti itu, jangan berharap dunia pendidikan akan semakin baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar