Senin, 31 Agustus 2015

Cara Jitu Mengajak Siswa Mau dan Mampu Menulis di Berbagai Media

Bagaimana kabarnya pembaca? Semoga selalu dalam keadaan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba berbagi gagasan atau sekadar mengingatkan kembali yang sebelumnya pernah dibaca atau dipelajari. Berbicara siswa, maka akan berbicara usia yang ingin serba mencoba, bagaimana jadinya jika rasa ingin mencoba tersebut diaplikasikan dalam keburukan, kenegatifan? Rasanya hal tersebut akan berbahaya, namun akan menjadi kebaiakan, jika rasa ingin mencobanya dijadikan dasar mencoba hal yang positif yang nantinya akan berdampak positif terhadap dirinya maupun orang lain.
            Salah satu rasa ingin mencoba pada diri remaja adalah menggunakan media internet, media social online, bagaimana jika dibiarkan begitu saja, rasanya masa depan remaja tersebut akan negative, sebab yang namanya internet serba ada, baik hal yang mengajak ke neraka maupun surga.
            Salah satu hal yang positif yang bisa dilakukan oleh remaja adalah menulis. Ketika ada remaja yang mengatakan, saya tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang penulis, rasanya itu bohong, sebab setiap orang memiliki kemampuan untuk menulis, terlepas menulis apapun itu, sebab dunia ini tidak terlepas dari tulis menulis.
            Bagaimana caranya menjadikan remaja mau dan mampu menulis?
            Ada beberapa cara jitu untuk menjadikan remaja rajin menulis, diantaranya seperti yang dikatakan oleh Bambang Trim dalam bukunya “Menjadi Powerful Dai dengan Menulis Buku,”yaitu :
            Pertama, banyak membaca, sebagaimana yang Allah perintahkan pertama kepada Baginda Nabi Muhamad Saw., Iqra (Bacalah), sebab dengan membaca akan menjadikan pemikiran seseorang menjadi lebih luas, tidak kerdil, sebab dunia ini luas dan memerlukan ilmu dalam menjalani kehidupan ini.

            Kedua, banyak berjalan, menginstal pengalaman, sebab bagi seorang penulis atau bagi orang yang tertarik menulis, pengalaman bisa dijadikan bahan tulisan, bahkan bagi seorang penulis, kemiskinan itu bukan saat tidak ada harta, melainkan saat tidak memiliki ide untuk dituangkan menjadi tulisan, baik karya ilmiah maupun karya sastra (puisi, cerpen, dan novel).
            Ketiga, banyak bersilaturahim, install pengalaman orang lain, setiap orang memiliki pengalaman yang beragam, maka dari itu kita bisa “memanfaatkan” pengalaman orang lain sebagai bahan tulisan kita. Bahkan bagi seorang penulis karya sastra, jika ada teman, sahabat atau siapa saja yang curhat, maka curhatan tersebut akan menjadi bahan tulisan dan itu bahan tulisan yang gratisan.

            Jika gagasan, ide tulisan sudah ada maka selanjutnya mengembangkan menjadi tulisan. Kalaulah kita menghitung, usia sekarang 25 tahun, kita menulis sejak usia 15 tahun, maka sudah 10 tahun kita menulis, andaikata sehari 2 halaman karya tulis, maka 2 x 10 tahun x 365 hari, hasilnya adalah 7.300 halaman yang sudah kita tulis, luar biasa banyak. Masalahnya hanya satu yaitu tidak mau bukan tidak mampu, semoga ini menjadi pendorong kita agar mampu membangkitkan semangat untuk menjadi penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar