Selasa, 02 Juni 2015

Mengajarkan Menulis pada Anak Didik

Mengajarkan Menulis pada Anak Didik

            Keseharian manusia tidak akan terlepas dari kegiatan menulis. Sebab menulis merupakan keterampilan ada dalam kehidupan dan harus dilatih, baik secara teknis penggunaan alat menulis, maupun cara menyusun kata demi kata menjadi kalimat dan paragraph.
            Belakangan ini teknologi semakin canggih, menulis bukan sekadar di atas kertas, namun kini menulis bisa dilakukan di handphone, computer, tablet dan teknologi lainnya. Semua teknologi tersebut membuat kegiatan menulis jauh menjadi lebih ringan, terlebih bagi kalangan muda yang memang sangat mudah mencerna hal baru dibandingkan dengan orang tua. Namun, tetap saja intisarinya bukan saja penggunaan teknologinya, melainkan yang jauh harus diperhatikan adalah penyusunan kata demi kata menjadi kalimat dan paragraph.

            Bagaimana mengajarkan menulis pada anak didik?
            Berbicara anak didik kita akan langsung berpikiran perihal siswa yang belajar di sekolah. Ada usia SD, SMP dan SMA/sederajat. Seorang anak merupakan imitator ulung. Sudah dipastikan anak akan menjadi sosok peniru yang handal, anak akan menirukan apa yang dilihat dan didengarnya dari orang dewasa, baik orang tuanya maupun orang yang lebih dewasa di lingkungannya.
            Berkenaan dengan hal tersebut, maka hal dasar yang dapat guru ajarkan kepada anak didiknya adalah jadilah sosok guru yang rajin menulis sebuah karya, baik karya sastra maupun karya yang lainnya. Sehingga anak didiknya akan merasakan kebanggaannya terhadap sosok guru tersebut. Perlihatkan karya tulis guru tersebut kepada siswa, terlebih bila dimuat disebuah majalah atau surat kabar lainnya, bukan maksud menyombongkan diri guru tersebut namun guna memotivasi, jelaskan bagaimana tulisan tersebut mampu di muat di surat kabar. Anak didik akan merasakan bangga dan dalam benaknya akan terbersit, “saya harus mampu seperti guru saya.”
            Semuahanya harus perlahan, terlebih jika yang diajarkan tersebut bukan hafalan melainkan keterampilan, Keterampilan tidak dikuasai secara langsung, melainkan harus dilakukan beberapa kali dengan cara latihan. Berbicara latihan menulis, maka guru bisa memberikan sebuah trik agar anak didik menyukai tulis-menulis, dinataranya dalam satu kelas guru menyediakan satu buku, kemudian secara bergantian setiap siswa menuliskan kata mutiara yang ada dipikiran siswa, baik yang mereka lihat dan dengar sebelumnya maupun kata mutiara yang dibuat oleh siswa tersebut secara langsung. Lakukan itu semua secara rutin, untuk pertama-tama, lakukan seminggu dua kali setelah bulan kedua, berikan intensitas menulis kata mutiara yang lebih padat, semisal 3 kali seminggu. Ketika siswa merasa bosan, berikan motivasi atau ceritakan mengenai biografi penulis terkenal seperti Andrea Hirata, Habiburrahman, Asma Nadia dan lainnya, sehingga motivasi siswa bangkit kembali.
            Guru jangan pesimis ketika kemampuan siswa lambat meningkatnya, sebab yang namanya keterampilan bukan hal yang sebentar namun perlu jangka waktu yang panjang. Kelak ketika anak didik berada di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka kemampuan menulisnya akan terasah dan sudah memiliki karakter dan ciri khas.
            Tidak ada pembelajaran yang percuma, ketika diajarkan dengan hati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar