Inilah Profesi di Masa Kampaye
Di masa kampaye banyak sekali hingar bingar baik yang terlihat maupun terdengar. Menjadi sebuah pemandangan lumrah hal itu semua, sebagai dampak kebijakan pemerintah Indonesia menyelenggarakan pesta yang dikatakan pesta demokrasi 5 tahun sekali, yakni pemilihan umum.
Dalam upaya menjadikan NKRI lebih baik, pemerintah menyelenggarakan pemilihan umum atau pesta demokrasi. Bagaimana dampak pemilu tahun-tahun sebelumnya terhadap perkembangan bangsa? Apakah semakin baik ataukah tetap atau justru semakin buruk? Memang tak mudah menjawab perkembangan bangsa setelah diselenggarakan pemilu, ada kalangan yang menyatakan semakin baik, ada juga yang menyatakan tetap saja atau sama saja dan tak sedikit yang menyatakan justru semakin buruk. Ntah dari sudut pandang mana penilaian seseorang menyatakan baik, tetap atau buruk.
Rasanya terlalu besar jangkauan ukuran kita dalam menilai dampak penyelenggaraan pemilu terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya ada hal unik atau mungkin bisa disebut hal menggelitik dalam kegiatan pemilu terkhusus masa kampaye. Cara kampaye memang berbeda-beda, ada yang ramai dengan berkeliling kota atau daerah pemilihannya, ada yang door to door guna mendekatkan diri kepada warga, ada yang sepi tak berkampaye karena partai tersebut kecil atau tak memiliki masa. Beragam itulah kata yang tepat untuk menyatakan bentuk kampaye setiap partai politik.
Jika partai tersebut besar, maklum uang banyak, maka kampaye pun habis-habisan agar terlihat semarak oleh masyarakat. Terlepas ada ataupun tidak ada yang memilihnya, namun karena uang banyak bisa menggerakan masa yang banyak pula. Banyak kalangan yang sudah tahu, namun pura-pura tak tahu, mengenai masa kampaye, seseorang pernah berbicara dengan penulis mengenai menemukan orang yang sama saat kampaye partai A dan saat kampaye partai B, bahkan ketika kampaye partai-partai lainnya. Selidik punya selidik ternyata kampaye menjadi profesi musiman bagi mereka yang mengangguran atau yang berpenghasilan kecil (sebagian).
Ketika partai A kampaye, maka orang tersebut atau masa tersebut mengenakan bendera partai A, dengan lantang berteriak coblos partai A. Besoknya saat jadwal kampaye giliran partai B, dia pun berganti kostum menjadi bendera partai B, begitu seterusnya. Miris rasanya ketika partai, kampaye, pemilu menjadi profesi beberapa kalangan yang merasa butuh akan ekonomi. Memang setiap orang punya hak menentukan sebab Indonesia adalah Negara demokrasi. Kebijakan ada di tangan rakyat. Namun yang menjadi persoalan rakyat yang bagaimana dulu? Apakah mesti kita dorong rakyat (oknum) yang mudah dibeli sudah layak dikatakan benar? Tentu kita pun harus melihat dulu rakyat yang bagaimana. Suara terbanyak bukan berarti suara yang benar. Sebab kebenaran adalah ketentuan Allah Swt. Bukan ketentuan manusia. Pemilu, kampaye, partai politik, kursi dewan itu semua hanyalah kendaraan bukan tujuan. Kendaraan menuju jalan-Nya, bukan tujuan akhir dari sebuah perjuangan. Mengikuti pemilu, kampaye, sosialisasi ataupun menjadi dewan, jadikanlah itu semua sebagai jalan menuju ridha-Nya. InsyaAllah semuanya akan menjadi maslahat. Menjalani kehidupan perlu kekonsistenan dalam jalan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar