Sabtu, 02 Mei 2015

Berita di Indonesia, antara Tutup Kasus dan Pencitraan

Berita di Indonesia, antara Tutup Kasus dan Pencitraan

            Mendagri di Kabinet Kerja “Jokowi – JK” menyatakan bahwa kolom agama di KTP harus dihilangkan. Yakinkan semua itu akan terlaksana, atau hanya sekadar cari sensasi pemberitaan semata kabinet yang baru? Ntahlah, dunia politik memang tak bisa ditebak, sebab tidak ada warna putih dan hitam yang ada semuanya abu-abu atau tak jelas.
            Tengok juga pemberitaan, betapa kerasnya Ahok, Plt. Gubernur DKI Jakarta, yang begitu percaya diri akan dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tak ketinggalan FPI, sebagai salah satu ormas Islam yang tak menginginkan Ahok menjadi Gubernur, bukan tanpa alasan, selain bukan beragama Islam, Ahok juga memiliki sifat dan sikap yang terlalu kasar, bahasa kasar dan terkadang perintahnya seakan bukan pejabat panutan, yang tak kalah menjadi sorotan adalah banyak bermunculan gereja-gereja di DKI Jakarta, sebagai dampak Ahok terpilih sebagai orang no 2 di Jakarta.

            Belum selesai sampai di sana, pemberitaan kenaikan harga BBM sekana menjadi sorotan yang kesekian kalinya. Ormas Islam lainnya tak ketinggalan melakukan penolakan, dalam hal ini yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI dengan lantang menentang kenaikan harga BBM dan liberalism Migas.
            Apa yang sedang terjadi di Indonesia sebenarnya?
            Ntahlah hanya mereka yang kini menjabat dan Tuhan yang tahu, semoga niat negative yang dilakukan oleh para pejabat, semoga di gagalkan oleh Allah Swt., jika hal tersebut hal baik, semoga terlaksana dan dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa.
            Berita apa lagi yang ada di Indonesia? Sungguh lelah rakyat Indonesia menyaksikan pemberitaan di Indonesia, jangankan oleh berita oleh keadaan hidup saja sangat sulit, apalagi mendengar, melihat pemberitaan yang ada di media.
            Bagi mereka yang kini sedang menjabat, masih banyak hal besar yang harus segera diselesaikan, jangan sampai hal kecil bahkan yang paling sensitive (soal agama) justru malah memperkeruh keadaan rakyat Indonesia. Lakukanlah segera yang terbaik pada amanat yang sekarang sedang Anda pegang. Sebab, semuanya akan dimintai pertanggungan jawab.
            Rakyat ingin sejahtera, pemimpin ingin tenang dan bahagia melihat rakyatnya sejahtera, namun jangan sampai menjual sejengkalpun tanah air Indonesia kepada asing. Anda menjadi pejabat, bukan sebagai sales tanah air kepada negara asing.



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar