Perjalanan Ketua DPR Cs. VS Perjalanan Haji Rakyat Jelata
Rakyat Indonesia dibuat heboh oleh pemberitaan perihal Ketua DPR RI, Setya Novanto Cs., yang hadir di konfrensi Pers Donald Trump. Sosok Donald Trump tak lain sosok calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik. Kehadiran beberapa wakil rakyat Indonesia menjadi sorotan dan kontroversi rakyat Indonesia, bukan perihal kode etik saja yang dilanggar, namun biaya yang dikeluarkan oleh negara dalam perjalanan dinas tersebut ke Amerika Serikat begitu besar, hingga mencapai 4 miliyar lebih, hanya untuk 9 orang dalam jangka waktu 12 hari.
Di sisi lain, banyak daerah di Indonesia yang sedang mengalami kekeringan, bahkan hingga kebakaran hutan, yang otomatis merugikan negara. Sisi lainnya lagi nilai tukar rupiah, mencapai Rp. 14.200. Mencermati keadaan Indonesia yang sedang mengalami banyak masalah, rasanya memang tak pantas wakil rakyat justru bersenang-senang, berfoto selfie ria dengan sosok Donald Trump. Masih banyak hal yang jauh lebih penting, andai saja uang perjalanan dinas tersebut digunakan sebagai modal usaha rakyat jelata, rasanya itu jauh bermanfaat.
Sebelumnya pemberitaan perihal anggota DPR mendapatkan pro dan kontra, yaitu perihal renovasi gedung DPR RI yang sebenarnya sudah sangat layak dan mewah. Namun, beberapa kalangan anggota DPR tetap bersikukuh untuk merenovasi gedung mewah tersebut.
Berlainan dengan pemberitaan tersebut, ada kejadian yang kontras yakni banyak rakyat Indonesia yang terbilang miskin atau kekurangan secara ekonomi, namun sanggup menabung dan akhirnya berangkat ke tanah suci. Ada calon Jemaah haji yang tahun ini berangkat, sebagai hasil dari menabungnya, padahal biaya berangkat haji tidak murah, namun mencapai puluhan juta rupiah. Berbekal kecintaannya pada islam, mereka menyisihkan uang hasil kerjanya, ada yang pekerjaannya memijat, penjual kerupuk, penjual lontong, dan pekerjaan lainnya yang secara logika tidak akan mampu berangkat haji. Namun, itulah kekuasaan Allah Swt., siapa yang yakin akan janji Allah Swt., maka tidak akan ada yang mampu menghalanginya.
Berkaca dari dua fenomena tersebut, sungguh kontras satu sisi uang negara yang berasal dari rakyat dihabiskan begitu saja, dengan alibi “perjalanan dinas,” sisi lain ada rakyat jelata yang secara sengaja, rajin, penuh kerja keras menabung untuk biaya berangkat haji.
Menilik perjalanan Ketua DPR RI Cs tersebut, mungkin itu hanya salah satu yang diketahui public, sebenarnya dan pasti banyak aparatur pemerintahan yang atas nama “perjalanan dinas” namun menyelipkan urusan pribadi. Sudah sesuai aturankah perjalanan dinas yang dilakukan oleh kepala dinas, kepala sekolah, bupati/walikota, gubernur bahkan presiden ketika mereka mengadakan agenda “Perjalanan Dinas?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar